Friday, May 30, 2008

Be Good!


‘Kebaikan dapat menghapus keburukan, tetapi tidak sebaliknya.’


Manusia merupakan makhluk sosial. Setiap yang ia lakukan pasti memiliki keterkaitan dengan manusia lain. Entah dalam skala besar maupun kecil. Oleh karena itu, manusia harus selalu menjaga hubungan baik dengan manusia lain. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjaga hubungan baik tersebut.

Pertama, salam. Kita harus selalu menebarkan senyum dan mengucapkan salam, baik kepada orang yang dikenal maupun yang ‘akan’ dikenal.

Kedua, saling menasehati. Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi sekitarnya. Mulailah dari sekarang untuk selalu menyampaikan perkataan yang baik kepada orang lain. Walaupun, hanya satu kata. Upayakan, dari sekarang, untuk tidak menolak jika ada seorang sahabat yang meminta nasehat kita. Yakinlah, dengan cara ini, ikatan persaudaraan akan semakin erat.

Ketiga, jangan pernah berhenti dalam berbuat baik. Jadikan hal tersebut sebagai sebuah obsesi hidup. Berobsesi untuk selalu berbuat baik! Sesungguhnya kebaikan merupakan salah satu pintu menuju kebahagiaan.

*

Menyadari kesalahan. Manusia yang baik bukan berarti tidak pernah melakukan kesalahan. Justru, manusia yang baik adalah yang menyadari kesalahannya dan selalu berusaha untuk memperbaikinya.
Manusia tidak akan luput dari kesalahan. Oleh karena itu, kita diberikan lisan untuk dapat menyampaikan kata, maaf! Hati untuk dapat merasakan kegalauan saat membuat hati lain terluka.
Sesungguhnya hidup itu indah. Terlebih saat kita menyadari kesalahan dengan sebenar-benarnya dan berjanji tidak akan lagi mengulanginya.
Ada beberapa ciri orang yang menyadari kesalahannya.

Pertama, berjanji tidak akan mengulanginya.

Kedua, bergaul dengan manusia yang berakhlak baik. Maksud bergaul di sini bukan berarti kita tidak boleh berteman dengan manusia yang ‘berakhlak buruk’. Bergaul di sini berarti menjadikan seseorang sebagai sahabat. Manusia tidak dikenal atas ‘nama dan kekayaannya’, tetapi dengan siapa ia berteman. Maka, kita harus memilih dalam berteman.
Seperti kata pepatah,
‘Jika berteman dengan penjual minyak wangi, kita akan terkena wanginya. Jika berteman dengan penjual ikan, kita akan terkena amisnya.’
Maka, berhati-hatilah dalam menjadikan seseorang sebagai sahabat.

*

Akhlak, merupakan respons terhadap sebuah peristiwa (menurut Imam Al Ghazali). Respons tersebut terkait dengan suatu pilihan. Pilihan dalam berbuat. Akhlak baik, pilihan untuk berbuat baik. Akhlak buruk, pilihan untuk berbuat buruk.
Akhlak baik harus dimiliki oleh setiap manusia supaya ia terhindar dari kesalahan. Manusia yang berakhlak baik memiliki beberapa ciri.

Pertama, berkomitmen. Manusia harus berkomitmen untuk selalu menunaikan hak orang lain, terhadap kita, dengan baik.

Kedua, proaktif.

Ketiga, empati atau saling memahami. Setiap manusia ingin selalu dipahami. Sebelum kita menuntut untuk dipahami, kita harus terlebih dahulu memahami orang lain.
Seperti kata pepatah,
‘Apa yang kita tanam, itu yang kita tuai.’
Maka, berusahalah memahami orang lain dengan segala kekurangan yang kita miliki.

*

Hati. Ada segumpal daging di dalam tubuh kita. Apabila ia baik, maka baiklah semuanya. Namun, apabila ia buruk, maka buruklah semuanya. Itu adalah hati.
Setiap manusia dikaruniai hati yang jernih dan bersih. Qolbu. Sayangnya, manusia seringkali mengacuhkan hati. Ia seringkali hanya menuruti nafsu dan logika dan tidak mengacuhkan panggilan hati. Hal tersebut tentunya akan menimbulkan berbagai permasalahan hidup.
Hati tidak selamanya jernih dan bersih. Ia dapat menjadi keruh dan hitam kelam, jika si empunya hati selalu berbuat maksiat.
Saat hati kita keruh. Akhlak menjadi buruk. Sulit rasanya untuk menyerukan kebaikan. Padahal para penyeru kebaikan harus memiliki akhlak yang baik. Supaya dapat menyampaikannya kepada manusia lain dengan cara yang baik. Oleh karena itu, kita harus selalu menjaga kebersihan hati.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan hati, diantaranya selalu mengingat Alloh, mati, dan neraka. Saat kita mengingatnya, kita akan selalu berusaha untuk menjaga perilaku supaya terhindar dari maksiat. Hal tersebut pada akhirnya dapat menjaga kebersihan hati dari noda-noda hitam yang akan mengotorinya.
‘Apabila hati bersih, pikiran pun akan jernih. Semangat hidup nan gigih, prestasi mudah diraih. Namun bila hati keruh, pikiran jahat merasuk. Akhlak kian terpuruk. Jadi makhluk terkutuk.’

Maka, jagalah hati!
and…
Be Good!!


(inspired by kajian hadist di Mesjid Walikota Depok, di suatu pagi, di bulan Mei)